SUMBER TEGANGAN LISTRIK
AKI (ACCUMULATOR)
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Rangkaian Listrik DC
yang dibina oleh Bapak Drs. Slamet Wibawanto, M.T
oleh
Ulfa Devayuni Utami 120534431501
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
September 2012
KATA PENGANTAR
Pertama pastilah rasa ucapan puji syukur
kehadirat Allah, kami panjatkan atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga
bisa menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Sumber Tegangan Listrik (Aki/accumulator)”
ini. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada sang reformis
kehidupan manusia yaitu Nabi besar Muhammad saw. yang telah mengantarkan kita
dari alam jahiliyah menuju alam yang penuh dengan ilmu seperti yang kita
rasakan pada saat ini.
Selanjutnya
kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengajar mata kuliah
Rangkaian listrik DC yaitu Bapak Drs. Slamet Wibawanto, M.T yang telah
membimbing kami, semoga apa yang telah diberikan kepada kami bisa menjadi ilmu
yang bermanfaat dan bisa dapat membantu kami dalam kesuksesan terhadap ilmu
yang kami peroleh.
Namun pastinya makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, tapi inilah kemampuan kami. kami harap makalah yang sederhana ini dapat menambah
wawasan keilmuan dan bermanfaat bagi kita
semua. Amien
Malang,
1 September 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Listrik memegang peranan yang vital dalam kehidupan
sehari-hari. Dapat dikatakan bahwa listrik telah menjadi sumber energy utama
dalam setiap kegiatan, baik di rumah tangga maupun industry. Mulai dari
peralatan dapur hingga mesin pabrik-pabrik besar bahkan pesawat terbang, semua
memerlukan listrik.
Saat ini sudah banyak berbagai macam sumber tegangan
listrik, salah satu diantaranya adalah aki (accumulator). Aki tidak kalah
penting dengan semua sumber tegangan listrik yang lain. Sumber listrik dari
benda ini banyak sekali dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja
untuk sumber listrik pada sepeda motor, mobil, atau barang-barang elektronika
lainnya yang kebetulan pada daerah dimana belum ada arus listrik dari PLN yang
masuk. Dengan kata lian aki sangat memegang peranan penting dalam menjalan
aktivitas sehari-hari.
1.2 MASALAH ATAU TOPIK BAHASAN
Berdasarkan
uraian latar belakang diatas,maka pokok permasalahan yang sangat mendasar untuk
dikaji dalam makalah ini yaitu:
1.
Bagaimana penjelasan
tentang bagian-bagian dalam aki?
2.
Bagaimana proses
pemakaian, pengisian dan pengosongan aki (Accumulator)?
3.
Bagaimana tips merawat
aki yang benar?
1.3 TUJUAN
1. Menjelaskan bagian-bagian
aki
2. Menjelaskan proses
pemakaian, pengisian dan pengosongan aki (Accumulator)
3. Memberikan
penjelasan bagaimana cara merawat aki
BAB II
PEMBAHASAN
A.
BAHAN-BAHAN YANG TERKANDUNG DALAM AKI (ACCUMULATOR) BESERTA
BAGIAN-BAGIANNYA
Akumulator sering disebut aki merupakan sumber
tegangan yang berasal dari reaksi kimia. Electrode akumulator baik anode dan
katode terbuat dari timbal (Cu) berpori. Bagian utama akumulator, yaitu:
1. Kutup positif (anode)
terbuat dari timbal dioksida (PbO₂)
2. Kutub negatif (katode)
terbuat dari timbal murni (Pb)
3. Larutan elektrolit terbuat
dari asam sulfat (H₂SO₄) dengan kepekatan 30%
Bahan-bahan yang berada dalam aki itu akan
menghasilkan tegangan antara terminal-terminal karena adanya proses kimia dari
pelat-pelat dan asam belerang yang terkandung di dalamnya. Lempeng timbal
dioksida dan timbal murni disusun saling bersisipan akan membentuk satu pasang
sel akumulator yang saling berdekatan dan dipisahkan oleh bahan penyekat berupa
isolator. Beda potensial yang dihasilkan setiap satu sel akumulator 2 volt.
Dalam kehidupan sehari-hari, ada akumulator 12 volt yang digunakan untuk
menghidupkan starter mobil atau untuk menghidupkan lampu sein depan dan
belakang mobil. Akumulator 12 volt tersusun dari 6 pasang sel akumulator yang
disusun seri. Kemampuan akumulator dalam mengalirkan arus listrik disebut
kapasitas akumulator yang dinyatakan dengan satuan Ampere Hour (AH). Kapasitas
akumulator 50 AH artinya akumulator mampu mengalirkan arus listrik 1 ampere
yang dapat bertahan selama 50 jam tanpa pengisian kembali.
Sebelum digunakan akumulator harus dimuati terlebih
dahulu. Ketika dimuati pada kutub positif
maka akan timbul lapisan timbal oksida yang berfungsi sebagai katode.
Aki
merupakan rangkaian seri beberapa akumulator. Pada umumnya aki terdiri dari 6
akumulator, sehingga memiliki beda potensial 12 V. Pada saat aki digunakan
terjadi perubahan energi kimia menjadi energi listrik. Pada saat aki diisi
ulang terjadi perubahan energi listrik menjadi energi kimia.
Berikut
gambar beserta bagian-bagian aki (accumulator):
B.
PROSES PEMAKAIAN, PENGISIAN DAN PENGOSONGAN AKI (ACCUMULATOR)
1. Proses Pemakaian Aki
Pada pemakaian aki terjadi proses perubahan energi kimia
menjadi energi listrik. Pemakaian aki di antaranya untuk menyalakan tape
recorder, radio, TV. Pada saat aki digunakan maka terjadi proses kimia sehingga
aki dapat mengalirkan arus listrik, proses kimia yang terjadi adalah lapisan
pada katoda dan anoda sedikit demi sedikit berubah menjadi timbal oksida (PbO).
Sehingga potensial kedua kutub menjadi sama, dan arus listrik tidak dapat
mengalir, dalam hal ini aki dikatakan kosong. Kemampuan aki untuk mengalirkan
arus listrik dapat dipulihkan kembali dengan jalan mengalirkan arus listrik
searah dari sumber arus yang lain melalui kedua kutubnya.
2. Proses Pengisian Aki
Akumulator termasuk elemen sekunder, sehingga setelah
habis dapat diisi kembali. Pengisian akumulator sering disebut penyetruman
akumulator. Pada saat penyetruman akumulator terjadi perubahan energi listrik
menjadi energi kimia. Perubahan yang terjadi pada anode, yaitu timbal sulfat
(PbSO4) berubah menjadi timbal dioksida (PbO2). Perubahan pada anode, yaitu
timbal sulfat (PbSO4) berubah menjadi timbal murni (Pb). Kepekatan asam sulfat
akan berubah dari encer menjadi pekat, karena ketika akumulator disetrum terjadi
penguapan air.
Untuk menyetrum akumulator diperlukan sumber tegangan
DC lain yang memiliki beda potensial yang lebih besar. Misalnya akumulator 6
Volt kosong harus disetrum dengan sumber arus yang tegangannya lebih dari 6
volt. Kutub-kutub akumulator dihubungkan dengan sumber tegangan. Kutub positif sumber tegangan dihubungkan
dengan kutub positif akumulator. Adapun kutub negatif sumber tegangan
dihubungkan dengan kutub negatif akumulator. Rangkaian ini menyebabkan aliran
elektron sumber tegangan DC berlawanan dengan arah aliran elektron akumulator.
Elektron-elektron pada akumulator dipaksa kembali ke
electrode akumulator semula, sehingga dapat membalik reaksi kimia pada kedua
elektrodenya. Agar hasil penyetruman akumulator lebih baik, maka arus yang
digunakan untuk mengisi kecil dan waktu pengisian lama. Besarnya arus listrik
diatur dengan rheostat. Pada saat pengisian terjadi penguapan sulfat, sehingga
menambah kepekatan asam sulfat dan permukaan asam sulfat turun. Oleh sebab itu,
perlu ditambah air akumulator kembali.
Susunan akumulator yang akan disetrum (diisi) dalam
keadaan masih kosong, yaitu:
1. Kutup positif (anode)
terbuat dari timbal dioksida (PbO₂)
2. Kutub negatif (katode)
terbuat dari timbal murni (Pb)
3. Larutan elektrolit terbuat
dari asam sulfat (H₂SO₄) encer.
Reaksi kimia saat akumulator diisi yaitu:
1.
Pada
elektolit : H₂SO₄ 2H⁺ + SO₄²⁻
2.
Pada Anode : PbSO₄ + SO₄²⁻ + 2H₂O PbO₂ + 2H₂SO₄
3.
Pada
katode : PbSO₄ + 2H⁺
Pb + H₂SO₄
Jadi, saat penyetruman akumulator pada prinsipnya
mengubah anode dan katode yang berupa timbal sulfat (PbSO₄) menjadi timbal dioksida (PbO₂) dan timbal murni (Pb).
3. Proses Pengosongan Aki
Pada saat akumulator digunakan terjadi perubahan
energi kimia menjadi energi listrik dan terjadi perubahan anode, katode dan
elektrolitnya. Pada anode terjadi perubahan yaitu timbale dioksida (PbO₂) menjadi timbal sulfat (PbSO₄). Perubahan yang terjadi pada katode adalah timbal
murni (Pb) menjadi timbal sulfat (PbSO₄). Adapun pada larutan
elektrolit juga terjadi perubahan, yaitu asam slfat pekat menjadi encer, karena
pda pengosongan akumulator terbentuk air (H₂O). Susunan akumulator adalah sebagai berikut.
1.
Kutub positif (anode) terbuat dari timbal dioksida (PbO₂).
2.
Kutub negatif (katode) terbuat dari timbale murni (Pb).
3.
Larutan elektrolit terbuat dari asam sulfat (H₂SO₄) dengan kepekatam 30%.
Ketika
akumulator digunakan, terjadi reaksi antara larutan elektrolit dengan timbale
dioksida dan timbale murni sehingga menghasilkan elektron dan air. Reaksi kimia
pada akumulator yang dikosongkan adalah sebagai berikut.
1.
Pada
elektrolit : H₂SO₄ 2H⁺ + SO₄²⁻
2.
Pada
anode : PbO₂ + 2H⁺ + 2e +
H₂SO₄ PbSO₄ + 2H₂O
3.
Pada
katode : Pb + SO₄ PbSO₄
Pada
saat akumulator digunakan, baik anode maupun katode perlaha-lahan akan berubah
menjadi timbale sulfat (PbSO₄). Jika hal itu terjadi, maka kedua kutubnya
memiliki potensial sama dan arus listrik berhenti mengalir. Terbentuknya air
pada reaksi kimia menyebabkan kepekatan asam sulfat berkurang, sehingga mengurangi
massa jenisnya. Keadaan ini dikatakan akumulator kosong (habis).
C.
TIPS MERAWAT AKI (ACCUMULATOR)
Sumber tenaga listrik di kendaraan bermotor disimpan
dalam aki, tenaga listrik yang dihasilkan oleh dinamo isi (alternator) disimpan
dalam aki untuk keperluan menghidupkan/menstater kendaraan, menghidupkan radio
tape, dll. Jika kondisi aki yan tidak baik maka tidak akan bisa menympan tenaga
listrik dan bisa dipastikan kendaraan akan mengalami kendala untuk beroperasi.
Untuk merawat aki sebenarnya tidak susah, bisa kita lakukan
sendiri untuk memperpanjang usia pemakaian aki. Berikut tips/cara merawat aki
(accu):
CARA MERAWAT AKI
1. MENGISI CAIRAN YANG PERTAMA KALI
PADA AKI
Isilah accu zuur ( H2SO4 ) dengan berat jenis 1.260 pada temperatur 20o C
Isilah accu zuur ( H2SO4 ) dengan berat jenis 1.260 pada temperatur 20o C
PERHATIAN !
Untuk pengisian pertama jangan di isi dengan AIR AKI, AIR SULINGAN , atau cairan lain
2. MENAMBAH CAIRAN PADA AKI LAMA DAN
AKI BARU.
Selama
pemakaian, tinggi permukaan elektrolit ( accu zuur ) akan turun, karena air akan
terelektrolisa pada saat pengisian muatan listrik. Oleh karena itu periksa
tinggi permukaan elektrolit. Jika kurang tambahkan dengan air suling ( air accu
).
2.1. Air yang di gunakan untuk menambah elektrolit harus air suling ( air aki ), sampai batas indikator permukaan yaitu di bawah lubang pengisi atau sampai tanda " UPPER LEVEL " Jangan menambah elektrolit dengan air ledeng atau air sumur karena akan merusak aki.
2.2. Jangan sekali - kali menambah elektrolit ( accu zuur ), karena akan mengakibatkan berat jenis elektrolit terlalu tinggi dan akan mengurangi umur aki.
2.3. Jangan menunda mengisi air sampai permukaan elektrolit turun sedemikian rupa sehingga plat positif dan negatif muncul diatas permukaan elektrolit atau dibawah " LOWER LEVEL ", Hal ini akan mengakibatkan plat memutih sehingga tidak dapat berfungsi lagi.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5qdYlZzTfO_DXQ8PgaibaRVMWKk8H5zsivBzu4KsQnkdhsm6n16EHVwX-_koP74YsNEZixoX6Wer-tYef7ClGNk6FYEkl6KtA_5zw0kqXkDSBsfe2Rf7fZeRPpO520FN62saAayyM34Iu/s1600/f.jpg)
Jangan gunakan air-air ini (accu zuur, air sumur, air ledeng), karena dapat merusak cell pada aki
3. JAGALAH KEBERSIHAN AKI
3.1. Bersihkan terminal aki bila kotor atau berkarat dengan lap basah dan bubuhkan vaselin. Karena jika kotor / berkarat, akan berakibat kendaraan susah distarter.
3.2. Periksa pengikat aki untuk memastikan aki tidak lepas. Jika pengikat aki rusak, diganti yang baru.
3.1. Bersihkan terminal aki bila kotor atau berkarat dengan lap basah dan bubuhkan vaselin. Karena jika kotor / berkarat, akan berakibat kendaraan susah distarter.
3.2. Periksa pengikat aki untuk memastikan aki tidak lepas. Jika pengikat aki rusak, diganti yang baru.
|
|
|
4. MENAMBAH MUATAN LISTRIK ATAU
PENYETRUMAN ULANG
Aki yang telah diisi elektrolit ( accu zuur ) harus selalu dijaga dalam keadaan bermuatan listrik. Karena berbagai gangguan seperti sulfatasi, akan terjadi jika aki di diamkan lama dalam keadaan tidak bermuatan listrik. ( discharge ).
Aki yang telah diisi elektrolit ( accu zuur ) harus selalu dijaga dalam keadaan bermuatan listrik. Karena berbagai gangguan seperti sulfatasi, akan terjadi jika aki di diamkan lama dalam keadaan tidak bermuatan listrik. ( discharge ).
Untuk
memeriksa keadaan muatan listrik melalui :
-
Ukur berat jenis elektrolit jika turun dibawah 1.200 pada 20o C, maka aki perlu
mendapat tambahan pengisian muatan listrik.
- Untuk aki kecil dimana elektrolit sedikit sehingga tidak dapat di ukur, maka keadaan muatan listrik dapat ditentukan dengan memasang lampu depan atau klakson. Jika lampu redup dan klakson lemah, maka aki perlu diisi muatan listrik.
- Untuk aki kecil dimana elektrolit sedikit sehingga tidak dapat di ukur, maka keadaan muatan listrik dapat ditentukan dengan memasang lampu depan atau klakson. Jika lampu redup dan klakson lemah, maka aki perlu diisi muatan listrik.
file:///G:/data%20ulfa/cara-kerja-sel-aki.html
bagus sekali artikel diatas min , saya sangat terbantu oleh artikel karena struktur isinya yang pas dan bagus, saya berharap anda bisa terus berkarya untuk membantu orang orang yang masi kurang paham atas hal tersebut , dan pastinya saya selalu mendoakan yang terbaik semoga anda sukses selalu dan sehat selalu ^^
BalasHapusbandarq terpercaya
agen domino teraman dan terpercaya
jika ada salah dalam pengetikan saya meminta maaf sebesar besarnya ,
salam hormat terdalam saya, terima kasih.